Model Bikin Sendiri (MBS)

Mengapa disebut MBS? Karena, Analis atau Peneliti harus melakukan pengujian sendiri sesuai prosedur Ilmu Statistik sebanyak sepuluh, duapuluh, tiga puluh, empat puluh atau lebih  indikator keuangan untuk mendapatkan model terbaik dengan correctly classified yang tinggi, idealnya di atas 90%.

Apa tujuan dari MBS? Tujuannya adalah agar bisa dikenali indikator keuangan mana yang bisa dijadikan patokan atau benchmark sebagai indikasi awal atas perusahaan bagus (good) dan tidak bagus (bad) atau distress dan non-distress.

Indikasi awal ini sangat bermanfaat bagi investor dan lender dalam melakukan investasi dan atau pembiayaan.

Berbeda dengan Model Siap Pakai (MSP) yang jumlahnya sedikit, mungkin di bawah sepuluh model, MBS tak terhitung jumlahnya, mungkin ada ribuan. Mengapa bisa banyak? Karena pemangku kepentingan (stakeholder) atas analisis perusahaan banyak sekali.

William H. Beaver merupakan pionir riset analisa kesulitan keuangan perusahaan. Jurnal beliau diterbitkan pada tahun 1966, dengan Judul Financial Ratios as Predictors of Failure. Rasio-rasio keuangan yang diuji sebanyak 30 (tiga puluh) rasio yang tercakup dalam 6 (enam) bidang yaitu : 
1) Cash Flow Ratios, 
2) Net Income Ratios, 
3) Debt to Total Assets Ratios, 
4) Liquid Asset to Total Asset Ratios,
5) Liquid Asset to Current Debt Ratios, dan 
6) Turnover Ratios. 

Kesimpulan atas riset yang dilakukan antara lain bahwa “not all ratios predict equally well the cashflow to total-debt ratio has excellent discriminatory power throughout the five-year period.” 

MBS sebagaimana yang dilakukan oleh Beaver dan peneliti setelahnya tidak mudah pembuatannya. Harus bisa dijelaskan literatur terkait, metodologi, spesifikasi model, dan sumber data yang digunakan.

Bisa dibayangkan bagaimana rumitnya membuat MBS. Makan waktu mingguan atau bulanan untuk menyelesaikan. 

No comments:

Post a Comment